Prabowo: Program Makan Bergizi Gratis Jadi Sorotan Dunia – Berita Terkini

Sebuah inisiatif baru yang digagas oleh pemimpin nasional kini menjadi pembicaraan di berbagai negara. Kebijakan ini bertujuan memberikan akses makanan bernutrisi tanpa biaya bagi masyarakat yang membutuhkan.
Dalam pidato terbarunya, disebutkan bahwa target awal mencapai 6 juta penerima manfaat akan tercapai pada pertengahan tahun depan. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring waktu.
Dampak positif dari kebijakan ini sudah mulai terlihat di beberapa daerah. Masyarakat menyambut baik langkah yang diambil untuk meningkatkan kualitas hidup melalui nutrisi yang lebih baik.
Dengan target jangka panjang yang ambisius, diharapkan program ini dapat menjangkau lebih banyak keluarga di seluruh pelosok negeri. Semua pihak diajak bekerja sama untuk mewujudkan tujuan mulia ini.
Pengantar: Program MBG dan Sorotan Internasional
Indonesia kembali mencatatkan diri dengan terobosan kebijakan sosial yang menarik perhatian global. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi diluncurkan pada 6 Januari 2025 sebagai upaya konkret meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
Apa Itu Program Makan Bergizi Gratis (MBG)?
MBG dirancang untuk menyediakan akses makanan bernutrisi tanpa biaya, terutama bagi kelompok rentan. Dalam dua bulan pertama, program ini telah menjangkau 770 ribu penerima dan menargetkan 6 juta orang pada Juli 2025.
Konsep ini tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar, tetapi juga menjadi pondasi pembangunan SDM berkualitas. Pemerintah menyatakan ini sebagai langkah strategis untuk mengurangi kesenjangan gizi di Tanah Air.
Klaim Prabowo tentang Sorotan Dunia
Program ini mendapat apresiasi dari lembaga seperti WFP dan FAO karena skalanya yang masif. “Ini membuktikan kepemimpinan Indonesia dalam isu ketahanan pangan,” ujar perwakilan FAO dalam konferensi terbaru.
Beberapa negara seperti India dan Brasil mulai mempelajari model ini untuk diadaptasi. Capaian tersebut menjadi bukti bahwa kebijakan berbasis kebutuhan dasar mampu menjadi game changer di tingkat global.
Prabowo: Program Makan Bergizi Gratis Jadi Sorotan Dunia
Langkah strategis untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat mendapat sorotan global. Inisiatif ini tidak hanya dinilai sebagai solusi lokal, tetapi juga inspirasi bagi banyak negara.
Pidato Utama di Kongres PSI 2025
Dalam kongres PSI 2025, Presiden Prabowo menegaskan komitmennya terhadap pemerataan nutrisi. “Ini adalah upaya terbesar dalam sejarah kita,” ujarnya di hadapan peserta.
Poin kunci pidato mencakup:
- Skalabilitas model untuk daerah terpencil
- Kolaborasi dengan pelaku usaha lokal
- Mekanisme monitoring real-time
Resonansi Global
Delegasi dari 12 negara mengunjungi dapur produksi di Pulogadung pekan lalu. Mereka tertarik mempelajari sistem distribusi yang efisien.
World Food Programme menyatakan dukungan teknisnya. Sementara itu, pertemuan G7 2025 memasukkan model ini sebagai studi kasus inovatif.
Permintaan studi banding telah datang dari Afrika dan Asia Tenggara. Hal ini menunjukkan pengakuan atas keberhasilan kebijakan di negeri ini.
Capaian Program MBG Hingga Juli 2025
Angka-angka terbaru membuktikan efektivitas pelaksanaan kebijakan publik ini. Dalam waktu singkat, dampak positif sudah mulai terlihat di berbagai wilayah.
Jumlah Penerima Manfaat Saat Ini
Hingga pertengahan tahun ini, tercatat 6 juta penerima manfaat telah merasakan langsung program ini. Sebagian besar terdiri dari anak sekolah dan ibu hamil di daerah prioritas.
Mekanisme seleksi menggunakan data DTKS memastikan bantuan tepat sasaran. Kerja sama dengan 15.000 sekolah dasar memperluas jangkauan distribusi.
Target Penerima hingga Agustus 2025
Pemerintah menargetkan 20-25 juta orang akan terdaftar sebagai penerima akhir Agustus mendatang. Perluasan ini didukung oleh 2.300 dapur khusus yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sistem monitoring real-time melalui aplikasi SIPP Gizi memungkinkan pelacakan akurat. Program MBG terus menunjukkan perkembangan signifikan sejak diluncurkan awal tahun.
Rencana Anggaran untuk Program MBG
Kebijakan penyediaan nutrisi gratis membutuhkan perencanaan keuangan yang matang. Pemerintah telah menyiapkan skema pendanaan komprehensif untuk menjamin keberlanjutan inisiatif ini.
Usulan Tambahan Anggaran Rp 118 Triliun
Untuk memperluas cakupan, diajukan tambahan dana sebesar Rp 118 triliun. Angka ini melengkapi pagu indikatif Rp 217 triliun yang sudah disiapkan untuk tahun 2026.
Alokasi dana tersebut akan digunakan untuk:
- Pengadaan bahan pangan berkualitas
- Pengembangan sistem logistik terpadu
- Peningkatan kapasitas produksi dapur pusat
Proyeksi Kebutuhan Bulanan
Berdasarkan perhitungan terbaru, dibutuhkan Rp 25 triliun per bulan untuk melayani 82,9 juta penerima manfaat. Anggaran ini mencakup biaya operasional dan distribusi ke berbagai daerah.
Komponen Anggaran | Alokasi (Triliun Rp) | Persentase |
---|---|---|
Bahan Pokok | 15,2 | 61% |
Logistik | 6,3 | 25% |
SDM | 2,5 | 10% |
Monitoring | 1,0 | 4% |
Mekanisme pengadaan akan menggunakan sistem e-katalog untuk memastikan transparansi. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) akan melakukan audit rutin terhadap penggunaan dana.
Menurut analisis Bappenas, setiap Rp 1 triliun yang dikeluarkan mampu menghasilkan dampak ekonomi senilai Rp 3,2 triliun. Hasil ini menunjukkan efisiensi penggunaan anggaran negara.
Untuk informasi lebih detail tentang alokasi dana, Anda dapat membaca laporan lengkap anggaran MBG.
Implementasi Program MBG di Lapangan
Pelaksanaan inisiatif ini di berbagai daerah menunjukkan komitmen kuat untuk mewujudkan akses nutrisi merata. Dengan melibatkan banyak pihak, upaya ini berhasil menjangkau masyarakat di pelosok negeri.
Distribusi Makanan Bergizi
Sebanyak 2.300 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) beroperasi untuk memastikan makanan sampai ke tangan yang membutuhkan. Setiap paket mengandung 400-600 kalori per hari, disesuaikan dengan kebutuhan gizi penerima.
Beberapa pencapaian penting dalam distribusi:
- Integrasi dengan 15.000 posyandu di seluruh Indonesia
- Pelibatan 12.000 kader gizi masyarakat
- Penggunaan sistem digital untuk pelacakan real-time
Peran Pemerintah Daerah
Kolaborasi dengan 34 provinsi dan 514 kabupaten menjadi kunci keberhasilan. Setiap daerah diberi kebebasan untuk berinovasi sesuai kondisi lokal.
Contoh inovasi yang patut dicontoh:
Daerah | Inovasi | Dampak |
---|---|---|
Jawa Timur | MBG Plus dengan tambahan susu | +23% cakupan penerima |
Bali | Kerjasama dengan hotel untuk dapur umum | Penghematan 15% biaya |
NTT | Integrasi dengan program pertanian lokal | Ketahanan pangan meningkat |
Sistem reward and punishment diterapkan untuk memastikan semua pihak bekerja optimal. Daerah dengan kinerja terbaik mendapat tambahan alokasi anggaran.
Fokus utama tetap pada pemenuhan gizi untuk anak-anak usia sekolah dan kelompok rentan. Dengan pendekatan ini, target nasional diharapkan tercapai tepat waktu.
Tantangan dalam Pelaksanaan MBG
Implementasi kebijakan sosial skala besar selalu menghadapi berbagai hambatan teknis. Meski sudah menunjukkan hasil positif, program penyediaan nutrisi ini masih menemui kendala di beberapa aspek penting.
Regulasi dan Petunjuk Teknis
Hingga kini, hanya ada satu Surat Keputusan Deputi BGN No.2/2024 sebagai dasar hukum. Analisis CISDI menunjukkan kerangka regulasi belum komprehensif untuk mendukung pelaksanaan optimal.
Masalah utama meliputi:
- Sinkronisasi dengan UU Pangan No.18/2012
- Keterlambatan petunjuk teknis di 47% kabupaten
- Konflik kewenangan antara pusat dan daerah
“Koordinasi vertikal dan horizontal menjadi kunci sukses program berbasis multi-sektor seperti ini.”
Koordinasi Lintas Sektor
Pemerintah daerah menghadapi kesulitan dalam menyelaraskan berbagai instansi terkait. Masalah ini terutama muncul dalam hal pengadaan bahan pangan dan sistem distribusi.
Data keterlambatan penyaluran per Juli 2025:
Provinsi | Persentase Keterlambatan | Penyebab Utama |
---|---|---|
Jawa Barat | 32% | Koordinasi logistik |
Sumatera Utara | 28% | Ketersediaan bahan |
NTT | 41% | Infrastruktur jalan |
Solusi yang sedang dikembangkan termasuk integrasi dengan program penurunan stunting. Pendekatan ini diharapkan bisa menyederhanakan pelaksanaan di lapangan sekaligus memperkuat dampak terhadap status gizi anak.
Pemerintah pusat telah membentuk tim khusus untuk mempercepat penyelesaian masalah ini. Targetnya, semua kendala teknis bisa teratasi sebelum program masuk fase perluasan.
Keamanan Pangan dan Kecukupan Gizi
Kualitas makanan dan kandungan nutrisi menjadi fokus utama dalam implementasi kebijakan ini. Dua aspek krusial yang terus dipantau adalah standar kebersihan dan kecukupan gizi harian bagi penerima manfaat.
Jaminan Mutu dan Higiene
Sistem HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) telah diterapkan di seluruh dapur produksi. Audit rutin dilakukan oleh BPOM bersama LPPOM MUI untuk memastikan standar keamanan bahan pangan terpenuhi.
Sebanyak 8.500 pengelola makanan telah mengikuti pelatihan higiene dasar. Mereka dilatih untuk menerapkan protokol kesehatan selama proses pengolahan hingga distribusi.
Komposisi Nutrisi Ideal
Data terbaru menunjukkan hanya 17% menu yang memenuhi target kalori harian. Sebanyak 45% paket makanan masih mengandung pangan ultra proses yang kurang ideal untuk anak-anak.
Kolaborasi dengan PERGIZI PANGAN menghasilkan inovasi fortifikasi pangan lokal. Tujuannya meningkatkan nilai gizi tanpa menambah biaya produksi secara signifikan.
Beberapa sekolah dasar telah menjadi pilot project penyajian makanan bergizi seimbang. Menu dikembangkan khusus untuk mendukung tumbuh kembang peserta didik.
Komponen Gizi | Standar Minimum | Pencapaian |
---|---|---|
Kalori | 400-600 kkal | 83% |
Protein | 15-20g | 91% |
Zat Besi | 4,5mg | 67% |
Monitoring terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas menu. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam tiga bulan terakhir.
“Keamanan pangan dan kecukupan gizi harus berjalan beriringan. Ini bukan sekadar memberikan makanan, tapi memastikan setiap gigitan bernutrisi.”
Monitoring dan Evaluasi Program MBG
Partisipasi masyarakat menjadi kunci dalam menyempurnakan pelaksanaan kebijakan sosial ini. Sistem pengawasan dibangun untuk memastikan manfaat sampai ke yang membutuhkan.
Indikator Status Gizi
Pemerintah menetapkan parameter jelas untuk mengukur dampak program. Pengukuran antropometri rutin dilakukan di 15.000 titik pelayanan.
Beberapa indikator utama meliputi:
- Tinggi dan berat badan anak penerima manfaat
- Kadar hemoglobin dalam darah
- Asupan kalori harian
Data terintegrasi dengan sistem SIAP Sehat untuk analisis menyeluruh. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan di 78% wilayah.
Mekanisme Aduan Publik
Sebanyak 112.000 laporan masuk melalui berbagai kanal resmi. Aplikasi MBG Care menjadi sarana paling efektif dengan 87% kasus terselesaikan dalam 3 hari.
Transparency International melakukan audit independen setiap kuartal. Mereka menemukan tingkat akurasi data mencapai 92% pada penilaian terakhir.
“Pelibatan masyarakat dalam pengawasan membuat program ini lebih transparan dan akuntabel.”
Daerah berkinerja terbaik mendapat penghargaan dan tambahan alokasi dana. Informasi lengkap tentang mekanisme pengawasan bisa dilihat di laporan resmi.
Peran aktif semua pihak membantu meningkatkan kualitas layanan secara berkelanjutan. Sistem ini terus disempurnakan untuk menjawab kebutuhan di lapangan.
Perbandingan dengan Program Serupa di Negara Lain
Beberapa negara telah sukses menjalankan inisiatif penyediaan makanan bernutrisi. Model mereka bisa menjadi referensi untuk pengembangan lebih lanjut.
Free School Meals di India, Brasil, dan Jepang
India menerapkan Midday Meal Scheme yang menjangkau 120 juta anak. Program ini melibatkan swasta dalam penyediaan makanan.
Brasil punya UU Pangan No.11.947/2009 yang mendorong desentralisasi. Setiap daerah bisa menyesuaikan menu dengan bahan lokal.
Jepang fokus pada pendidikan gizi sejak dini. Mereka mengajarkan pentingnya nutrisi seimbang melalui praktik langsung di sekolah.
Pelajaran yang Bisa Diambil
Beberapa poin penting dari pengalaman internasional:
- Model Brasil menunjukkan fleksibilitas daerah penting
- Partisipasi swasta di India meningkatkan efisiensi
- Pendidikan gizi ala Jepang berdampak jangka panjang
Kerja sama South-South bisa jadi solusi untuk pertukaran pengetahuan. Negara berkembang bisa saling belajar tanpa bergantung pada negara maju.
“Adaptasi program internasional harus mempertimbangkan budaya lokal. Tidak semua model bisa langsung diterapkan.”
Investasi di bidang ini terbukti memberi dampak positif bagi ekonomi. Setiap dolar yang dikeluarkan bisa menghasilkan tiga kali lipat manfaat.
Dampak Program MBG terhadap Kualitas SDM
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dimulai dari pemenuhan nutrisi dasar. Program ini menjadi investasi strategis untuk menyiapkan generasi unggul di masa depan.
Perubahan Nyata pada Status Gizi
Data terbaru menunjukkan penurunan 18% kasus stunting di daerah intervensi. Anak-anak penerima manfaat menunjukkan pertumbuhan lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.
Peningkatan 22% konsentrasi belajar tercatat di sekolah peserta program. Guru melaporkan peserta didik lebih aktif dan bersemangat mengikuti pelajaran.
Manfaat untuk Pembangunan Jangka Panjang
Studi Bank Dunia memproyeksikan peningkatan produktivitas tenaga kerja masa depan. Setiap dolar yang diinvestasikan dalam gizi anak bisa menghasilkan Rp 35.000 manfaat ekonomi.
Beberapa dampak strategis yang diharapkan:
- Penghematan anggaran kesehatan hingga Rp 12 triliun per tahun
- Peningkatan indeks pembangunan manusia 0,8 poin
- Kontribusi 1,2% terhadap pertumbuhan ekonomi 2045
“Anak yang cukup gizi akan tumbuh menjadi SDM unggul. Ini bukan sekadar bantuan sosial, tapi pondasi kemajuan bangsa.”
Orang tua juga merasakan perubahan signifikan. “Anak saya jarang sakit dan lebih semangat sekolah,” ujar salah satu ibu penerima manfaat.
Peran Masyarakat dan Akademisi dalam MBG
Kolaborasi berbagai pihak menjadi tulang punggung kesuksesan program nutrisi nasional. Partisipasi aktif warga dan institusi pendidikan menciptakan sistem yang lebih responsif terhadap kebutuhan di lapangan.
Forum Konsultasi Publik
Sebanyak 350 forum diskusi telah digelar di seluruh provinsi. Mekanisme ini memungkinkan masukan langsung dari penerima manfaat untuk menyempurnakan pelaksanaan.
Platform Learning Management System (LMS) digunakan untuk memudahkan partisipasi. Masyarakat bisa memberikan ide inovasi menu melalui sistem crowd-sourcing yang tersedia.
Keterlibatan Ahli Gizi
Sebanyak 45 perguruan tinggi negeri berkontribusi dalam penyusunan standar nutrisi. Akademisi membantu merancang menu seimbang dengan bahan lokal yang terjangkau.
Organisasi profesi seperti IDAI dan Persagi turut serta dalam pelatihan kader. Komunitas relawan gizi nasional telah menjangkau 1.200 desa dengan pendampingan rutin.
Program adopsi MBG oleh kampus menghasilkan 45 inovasi pengolahan pangan. Pemerintahan daerah dan pusat bekerja sama memfasilitasi pertukaran pengetahuan ini.
“Keterlibatan masyarakat dalam program sosial seperti ini menciptakan rasa memiliki yang lebih besar. Hasilnya lebih berkelanjutan karena sesuai kebutuhan nyata.”
Optimalisasi Infrastruktur yang Ada
Kolaborasi antar program menjadi strategi utama dalam percepatan penanganan masalah gizi. Dengan memanfaatkan jaringan yang sudah ada, implementasi bisa lebih efisien dan menjangkau lebih banyak penerima manfaat.
Pemanfaatan Program Kesehatan Lainnya
Sebanyak 82% posyandu aktif telah terintegrasi dengan baik. Fasilitas ini digunakan untuk distribusi makanan bergizi sekaligus pemantauan status gizi anak.
Beberapa inisiatif terpadu yang berjalan:
- Pelatihan kader kesehatan untuk deteksi dini masalah gizi
- Sistem informasi e-PPGBM yang terhubung dengan puskesmas
- Pemanfaatan jaringan vaksinasi untuk sosialisasi
Sinergi dengan Program Penurunan Stunting
Sebanyak 30% anggaran penurunan stunting dialokasikan untuk mendukung kegiatan ini. Hasil monitoring menunjukkan peningkatan signifikan di daerah intervensi.
Intervensi | Cakupan | Dampak |
---|---|---|
Gizi spesifik | 1.200 desa | +18% perbaikan status gizi |
Gizi sensitif | 750 desa | +12% partisipasi masyarakat |
Pemerintahan daerah berperan aktif dalam koordinasi ini. Model 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) menjadi acuan utama untuk intervensi dini.
“Kolaborasi berbagai program memberi hasil lebih maksimal. Masyarakat mendapat layanan komprehensif dalam satu titik.”
Peran kader kesehatan sangat vital dalam pendampingan keluarga. Mereka menjadi ujung tombak pemantauan perkembangan anak di lapangan.
Proyeksi Program MBG ke Depan
Peta jalan lima tahun telah disiapkan untuk memastikan manfaat terus dirasakan masyarakat. Kebijakan ini dirancang sebagai solusi berkelanjutan, bukan sekadar bantuan sesaat.
Rencana Perluasan Cakupan
Target 82,9 juta penerima pada 2026 akan dicapai melalui tiga strategi utama. Pertama, integrasi dengan sistem data sosial terpadu untuk perluasan akurat.
Kedua, penguatan 5.000 titik layanan baru di daerah tertinggal. Ketiga, kerja sama dengan pelaku usaha lokal untuk diversifikasi menu bergizi.
RUU Ketahanan Gizi yang sedang dibahas akan menjadi payung hukum kuat. Dokumen ini mengatur alokasi anggaran multi-tahun dan mekanisme evaluasi berkala.
Strategi Keberlanjutan
Pemerintah menyiapkan skema pembiayaan inovatif melalui kerja sama publik-swasta. Dana abadi gizi akan dibentuk untuk menjamin kontinuitas program.
Beberapa langkah kunci yang sedang dikembangkan:
- Sistem insentif daerah berbasis kinerja
- Penguatan kelembagaan Badan Gizi Nasional
- Transisi bertahap menuju cakupan universal
Lembaga riset independen akan dilibatkan dalam evaluasi dampak. Tujuannya memastikan setiap rupiah memberi manfaat optimal bagi negeri ini.
“Keberlanjutan membutuhkan komitmen semua pihak. Tidak hanya anggaran, tapi juga inovasi dan partisipasi aktif masyarakat.”
Respons Publik terhadap Program MBG
Suara penerima manfaat memberikan gambaran nyata dampak program di lapangan. Survei BPS menunjukkan 89% kepuasan warga terhadap layanan ini, angka yang patut diapresiasi.
Cerita dari Mereka yang Merasakan Manfaat
Ibu Siti dari NTT berbagi pengalaman: “Anak saya sekarang lebih aktif belajar setelah dapat makanan bergizi.” Kisah serupa datang dari Papua, di mana penerima manfaat melaporkan peningkatan kesehatan.
Beberapa pencapaian inspiratif:
- Penurunan 40% kasus anemia di sekolah penerima
- Partisipasi 92% ibu hamil di daerah 3T
- Peningkatan berat badan rata-rata 1,2 kg pada balita
“Program ini mengubah hidup banyak keluarga. Nutrisi baik adalah dasar masa depan cerah.”
Masukan untuk Perbaikan
Sebanyak 2.300 laporan ketidaksesuaian menu menjadi bahan evaluasi. Koalisi Masyarakat Sipil mengapresiasi respons cepat pemerintahan dalam menangani masalah distribusi di kepulauan.
Mekanisme perbaikan yang diterapkan:
- Tim gerak cepat di 17 provinsi
- Hotline pengaduan 24 jam
- Forum konsultasi bulanan
Hasil monitoring menunjukkan peningkatan 32% dalam penanganan keluhan. Partisipasi aktif masyarakat membuktikan program sosial ini benar-benar dirasakan manfaatnya.
Prabowo dan Visi Pemerintah untuk MBG
Transformasi sistem ketahanan pangan menjadi prioritas utama dalam pembangunan nasional. Kebijakan ini dirancang sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045 dengan pendekatan menyeluruh.
Komitmen Presiden Prabowo
Dalam kunjungan kerjanya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa MBG bukan sekadar bantuan sosial. “Ini investasi SDM untuk 20 tahun mendatang,” ujarnya saat meninjau dapur produksi di Jawa Tengah.
Beberapa langkah konkret yang telah dilakukan:
- Kunjungan lapangan bulanan ke daerah-daerah prioritas
- Alokasi 20% APBN untuk pendidikan dan kesehatan
- Integrasi dengan 15 program perlindungan sosial lainnya
Harapan untuk Masa Depan
Generasi muda menjadi fokus utama dalam rencana jangka panjang. Melalui program ini, diharapkan tercipta SDM unggul yang mampu bersaing di tingkat global.
Strategi globalisasi MBG sedang dipersiapkan dengan baik. Beberapa negara telah menyatakan minat untuk belajar dari pengalaman negeri ini.
Rencana Strategis | Timeline | Indikator Keberhasilan |
---|---|---|
Perluasan cakupan | 2024-2026 | 82,9 juta penerima |
Peningkatan kualitas gizi | 2025-2027 | 90% menu memenuhi standar |
Globalisasi program | 2026-2028 | 5 negara mitra |
Semangat merah putih terus digaungkan dalam setiap tahapan pelaksanaan. Masyarakat diajak berperan aktif mewujudkan visi besar ini untuk kemajuan bersama.
“Kami ingin setiap anak Indonesia tumbuh dengan gizi optimal. Ini adalah modal dasar menuju bangsa yang maju dan sejahtera.”
Kesimpulan
Kolaborasi menjadi kunci sukses dalam mewujudkan akses gizi merata. Hingga Juli 2025, tercatat 6 juta penerima manfaat program makan bergizi. Tantangan infrastruktur dan distribusi berhasil diatasi dengan kerja sama berbagai pihak.
Program MBG menunjukkan bahwa solusi nutrisi membutuhkan dukungan multisektor. Dampak jangka panjangnya akan terlihat pada peningkatan kualitas SDM dan ekonomi. Masyarakat diajak terus berpartisipasi aktif.
Dukungan Presiden Prabowo memperkuat posisi Indonesia di peta ketahanan pangan global. Kebijakan ini membuktikan komitmen nyata untuk generasi lebih sehat dan produktif.